yap! Di postingan gue kali ini, gua akan ngebahas tentang novel yang pernah gue baca waktu SMP. Dan kebetulan gue dapet tugas menganalisa materi Bahasa Indonesia tentang "Novel terjemahan". Novel yang gue angkat ini termasuk True Story. Dan mungkin gue cuma akan menceritakan kembali garis besar isi novel karya Torey Hayden ini yang berjudul Sheila ; Luka Hati seorang Gadis Kecil, karena pastinya akan lebih seru kalo lo baca sendiri keseluruhan novelnya. Okay! Read this one! ;)
Torey Hayden, merupakan seorang guru yang mengajar di sekolah luar biasa. Ia
mengabdikan dirinya untuk mengajar di sekolah luar biasa sejak tahun 1979. Dengan
perjuangan dan pengalaman-pengalaman yang sudah dimilikinya ia berhasil
menaklukkan 8 orang anak “khusus” yang
berumur kurang dari 10 tahun yang masuk ke kelasnya pada tahun itu. Yang
pertama adalah Peter, seorang anak yang kondisi neurologisnya buruk sehingga
perilakunya sangat kasar. Yang kedua adalah Tyler, seorang anak perempuan yang
mencoba bunuh diri dua kali. Yang ketiga bernama Max yang menderita autisme.
Yang keempat adalah Freddie yang diduga menderita autisme, namaun ada juga yang
menduga mengalami keterbelakangan mental yang parah. Yang kelima adalah Sarah,
seorang anak yang menjadi korban penyiksaan fisik dan seksual yang
menjadikannya pemarah dan pembangkang. Yang keenam bernama Susannah Joy yang
menderita skizofrenia kanak-kanak. Yang ketujuh bernama William yang takut akan
segala hal. Lalu yang terakhir bernama Guillermo, anak imigran Meksiko yang
buta dan pemarah. Awalnya
Torey merasa putus asa, tetapi dengan bantuan kedua orang assistent-nya, yaitu Anton seorang imigran Meksiko berumur 29 tahun
yang belum lulus SMU dan tidak pernah membayangkan berkeja di bidang pendidikan
yang berisi anak-anak “khusus” dan Whitney, seorang murid SMP. Torey pun meneguhkan dirinya untuk mengajar anak-anak tersebut.
Satu semester berlalu. Torey dapat mengatasi perilaku kedelapan anak
tersebut. Namun, tidak dengan Sheila, yaitu gadis kecil murid tambahan Torey
yang berusia enam tahun yang baru saja membakar anak lelaki berusia tiga tahun
sampai nyaris mati. Gadis itu menderita problem emosional parah. Dia tak pernah
menangis, baik dikala sedih, marah, maupun kesakitan. Dia juga agresif dan
selalu membangkang. Ia benci akan segala hal. Sheila dibesarkan tanpa kasih sayang dari kedua orang
tuanya. Ibunya pergi bersama adiknya dan meninggalkannya di tengah jalan tol,
sedangkan ayahnya yang pemabuk selalu mengatakan anak haram kepada dirinya dan
selalu menyiksa Sheila. Tubuhnya sangat bau oleh bau pesing karena bajunya
tidak pernah diganti. Akibat peristiwa pembakaran tersebut, Sheila akan
dimasukan ke rumah sakit negara. Namun, karena tidak ada instalasi khusus anak,
ia ditempatkan sementara di kelas Torey sampai instalasi anak dibuka.
Beberapa bulan sebelum Torey menerima Sheila di kelasnya,
sebenarnya ia telah membaca sebuah artikel tentang seorang anak perempuan yang menculik anak berusia tiga tahun dan
membakarnya hingga luka sangat parah. Di sinilah Torey mendapat ujian yang
sangat sulit untuk ia taklukkan. Jika selama ini dia mampu mengatasi masalah yang dialami murid-muridnya, tetapi tidak dengan
Sheila.
Beberapa masalah pun dihadapi Torey saat pertama kali Sheila masuk ke dalam kelasnya, dari tidak mau
mengerjakan tugas, suka berteriak-teriak dan marah, sampai
saat Sheila membuat gempar sekolah dengan mencungkil mata ikan-ikan yang terdapat di akuarium sekolah sampai membuat kelas sangat kacau dan tidak
terkendali. serta melukai seorang staff Torey. Tidak sampai di situ saja, jika Sheila marah terhadap seseorang dia pasti akan membalas dendam terhadap orang tersebut dengan cara apapun.
Termasuk terhadap kedua orang guru yang ada di dalam sekolah tersebut.
Sheila merusak tempat
kerja mereka. Ketika membuat kesalahan, Sheila selalu berlari, dan pada saat
itu juga Torey harus mengejarnya. Torey
berusaha untuk berbicara dari hati ke hati dengan Sheila bahwa ia adalah
seorang teman yang tidak perlu ditakuti. Namun Sheila tidak percaya begitu
saja. Torey meyakinkan kembali, lagi dan lagi untuk waktu yang sangat lama.
Akhirnya, Sheila pun mau untuk mendekat walaupun sikapnya masih sangat waspada
terhadap Torey.
Sheila menceritakan hal-hal yang telah dialaminya kepada Torey seperti bekas
luka tanda yang tertinggal ketika ujung rokok menyala yang ditekankan pada
kulit dan bekas luka yang ada dikakinya. Sheila juga bercerita bagaimana dia
menyembunyikan botol-botol bir ayahnya di balik sofa agar ayahnya tidak minum
terlalu banyak dan bagaimana dia bangun untuk melepaskan rokok dari mulut
ayahnya setelah ayah jatuh tertidur. Masalah itulah yang mempengaruhi
pekerjaan, perilaku, dan sikap Sheila terhadap anak-anak lain dan terhadap
orang dewasa.
Suatu ketika Torey ingin megetahui IQ Sheila karena
selama ini Torey memperhatikan sikap dan perilakunya tidak seperti anak-anak
yang ada dikelasnya dan tidak seperti anak umut 6 tahun. Hasilnya sangat
menakjubkan. Sheila mencapai angka 102, untuk anak semur Sheila skor hanya
mencapai angka 99. Allan, psikolog sekolah tempat Torey mengajar pun mengatakan
hal yang sama dan terkagum-kagum, ia pun berusaha untuk mencari tes yang dapat
mengukur IQ Sheila. IQ Sheila setara dengan anak kelas 5. Torey sangat yakin
bahwa Sheila tidak layak dimasukan kedalam rumah sakit negara. Ia bersikeras
untuk menampatkan Sheila di sekolah biasa, di sekolah normal .
Ketika instalasi anak di rumah sakit Negara sudah
dibuka, mau tidak mau Sheila harus ditempatkan di sana karena pengadilan sudah
memutuskannya. Namun, Torey sudah sangat mencintainya dan ia berusaha untuk
menempatkan Sheila di sekolah umum. Dengan bantuaan pacarnya, Chad, seorang
pengacara, ia menentang pengadilan dan berusaha untuk menempatkan Sheila di
sekolah umum. Akhirnya, kemenangan diraih oleh Torey sehingga Sheila tidak
perlu dimasukan kedalam rumah sakit Negara. Sheila bisa bersekolah di sekolah
umum. Sesungguhnya begitu sulit
dipercaya bahwa pada kenyataanya terdapat seorang anak usia 6 tahun yang
mengalami begitu besar penolakan, pengabaian, bahkan penyiksaan fisik dan
seksual oleh keluarganya sendiri.
Setelah berminggu-minggu berlalu terutama setelah Torey menghabiskan begitu
banyak waktu selepas pelajaran untuk menjalin hubungan erat dengan Sheila,
Torey menyadari apa yang terjadi pada Shaila itu semua disebabkan oleh orang
tua Sheila sendiri yang tidak perhatian pada Sheila. Torey adalah wanita dewasa
pertama yang berkesempatan menyediakan banyak waktu bersamanya dan dia
menangkap kesempatan itu dengan penuh semangat. Walaupun Sheila adalah anak
yang sulit untuk dipahami perilakunya bahkan ia pernah mencongkel mata ikan
hias yang ada dikelas, mengobrak-abrik kelas dan bertingkah agresif, dengan
kesabaran dan kasih sayang Torey dan komitmen yang dimiliki Torey, kini Sheila
berkembang seperti bunga daffodil di tengah musim dingin yang berat. Dia kini
benar-benar bersih. Semakin lama dia semakin membaur dengan anak-anak lain
dalam kelas. Selama empat setengah bulan Sheila berubah menjadi seorang anak
yang bersemangat dan ceria.
Hari demi hari Torey dan Sheila lewati bersama
bagaikan seorang anak dengan ibunya, mereka setiap hari membaca dongeng
bersama, membeli pizza ke suatu tempat dan jalan-jalan kesuatu tempat yang
indah.
Setelah beberapa tahun, saat itu bulan mei dan sekolah akan ditutup pada minggu
pertama bulan juni, penyebabnya adalah peraturan Negara bagian bahwa setiap
anak cacat harus ditempatkan dikelas yang tidak terlalu membatasi, sehingga
terpaksa kelas Torey harus ditutup dan dia akan dipindahkan disuatu tempat yang
jauh dari kota. Torey menangani seluruh masalah ini dengan hati-hati meskipun
tidak ragu-ragu sebab Sheila tidak akan bisa menerima apapun yang dirasanya.
Air mata, kemarahan dan diam seribu bahasa menyambut usaha awal Torey. Air mata
mengambang di matanya karena sekarang Sheila Torey titipkanan di kelas biasa
kebetulan gurunya adalah teman baik Torey yaitu Sundy Mc. Setelah itu torey dan
Sheila berpisah, perpisahan itu merupakan hal yang sangat berat untuk dilakukan
mereka.
|
Puisi dari Sheila untuk Torey Hayden |
Dari novel ini gue sadar, betapa besar kekuatan yang tersimpan di dalam diri seseorang. Entah kekuatan itu dalam bentuk kemauan, kemampuan, atau apa pun. Bahkan dalam diri seorang manusia yang hakikatnya punya kekurangan fisik, mental, dan lain-lain. Kekurangan dan kelebihan satu paket kan? Ga ada orang yang hanya punya kelebihan, atau orang yang dalam dirinya hanya terdapat kekurangan. Bersyukurlah atas apa yang Allah kasih ke kita, dan yakinlah di dalam diri kita ada "KEKUATAN".